Kewajiban Haji

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al Imran: 97)

Ibadah Umrah

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.” (QS. Al Baqarah: 196).

Keutamaan Sedekah

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Hakikat Islam

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Qs. Al-Ma’idah: 3)

Keutamaan Safar

“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini)

Minggu, 16 Oktober 2016

ALAMAT PT. ZAMZAM AMANAH

Head Office
Jl. Raya Brondong No 148 Brondong Lamongan
Jl. Jaksa Agung Suprapto K25 Ruko Kaliotik Lamongan
Telp : 0322 661751, 0322 4675081, 0812 3036 0941, 0853 3099 66767
Branch Office
Branch Office 1
Jl. Dr Cipto 124 Bedali Lawang.
Telp :  0341 706 8415, 0341 7790699, 081333003031
Branch Office 2
Jl. Brotonegoro Barat No 108 Gresik Kota
Telp :  031 70431304, 081331462226
Branch Office 3
Watu Tulis Prambon Sidoarjo
Telp :  081357121714
Branch Office 4
Jl. Gajah Mada No 16 A Bojonegoro
Telp :  085231659393, 081231386939, 085230151117
Branch Office 5
Adi Jaya Tour & Travel
Jl. H. Syukur No 16 Sedati Gede Sidoarjo
Telp : 031 8668889, 031 8667887
Branch Office 6
Dannis Travel
Jl. Raya Sidayu - Surabaya ( Selatan Alun - alun Sidayu Gresik )
Telp : 085230586606

File word silahkan didownload!!!
Share:

Minggu, 09 Oktober 2016

Sop Daging Sapi Bening Sederhana

Hari raya Idul Adha memang identik dengan masakan bertema daging. Terkadang karena melimpahnya jumlah daging, kita bingung ingin mengolahnya menjadi masakan apa. Tapi, satu menu sederhana yang biasanya jadi andalan yaitu sop daging sapi. Mungkin sudah familiar, atau sudah lihai membuatnya. Berikut bahan-bahannya untuk muslimah yang mungkin baru belajar memasak. Semoga bermanfaat:
  • 500 gram Daging Sapi (potong kotak)
  • 3 siung Bawang Putih (haluskan)
  • 2 sendok makan Minyak goreng
  • 2 buah Wortel (potong-potong)
  • 1 cangkir Brokoli
  • 1 cangkir Kembang kol
  • 2 sendok teh Kaldu sapi bubuk (boleh diskip)
  • secukupnya Garam
  • secukupnya Merica
    Bahan pelengkap:
  • 2 buah Toma (potong-potong)
  • 2 batang Seledri (potong-potong)
  • secukupnya Bawang goreng
     
Langkah membuatnya:
  1. Tumis bawang putih halus dengan minyak goreng hingga harum, tuangkan air, rebus daging sapi hingga empuk.
  2. Masukkan wortel dan sayuran lainnya. Tambahkan kaldu, merica, dan garam. Masak hingga sayuran matang. Angkat.
  3. Masukkan bahan pelengkap dalam mangkuk. Siram dengan Sop daging sapi. Taburi bawang goreng. Sajikan hangat :)


(fauziya/muslimahzone.com)
Share:

Cara Cepat Menghapal Al Quran Dengan 15 Menit

Seiring dengan bertambahnya pemahaman masyarakata tentang keutamaan menghafal Al Qur’an, maka berkembang pula berbagai metode untuk memudahkan kita menghafal Al Qur’an. Namun sesungguhnya sukses atau tidaknya harapan kita tergantung seberapa besar niat kita dan seberapa sungguh-sungguh kita dalam mengistiqomahkan diri.
Berikut adalah salah satu cara yang dapat menjadi alternatif dalam usaha kita menghafal Al Qur’an. Ini merupakan tulisan dari Syekh Wahid Abdussalam Bali. Berikut pemaparannya:
Caranya sangat sederhana, bisakah anda sisihkan waktu anda 15 menit saja perhari? Yang saya mau, cukup 15 menit saja, 15 menit dari waktu anda setiap seharinya, 15 menit dari waktumu setiap hari. Dan insya Allah anda dapat menghapal Al-Quran dengan sempurna, saya berkata apa? SEMPURNA. Maaf , sebelum saya sampaikan kepada anda: Bagaimana cara menghapal Al-Quran? Simak dengan seksama kisah berikut ini:
Di desa kami ada beberapa akhwat di mesjid (khusus wanita). Mereka mengumpulkan para wanita lansia (Lanjut Usia), umurnya sekitar 50 – 60 tahun yang tidak bisa baca dan tulis, hapalan mereka kisaran Al-Falaq dan An Nas, yakni beberapa surat saja, agar shalat mereka sah. Dan hapalan awal mereka surat Al Fatihah dan Al Mu’awwidzat, surah-surah pendek dan hapalan bertasyahud. Maka mulailah para ibu-ibu datang, lalu ukhti tadi membaca Al Fatihah, dan para ibu-ibu mengikuti bacaannya dengan diulang-ulang, sampai ibu-ibu tadi hapal Al Fatihah dengan baik, lalu Mu’awwidzat, lalu menghapal tasyahud lalu menghapal surah surah pendek dengan mengikuti guru berulang-ulang. Anda pun bisa melakukannya di rumah, ambil kaset suara Al-Hushyairy dalam kaset mushaf mu’allim, stel di tape, ketika Qori membaca, anda bisa mngikuti bacaannya, dan diulang-ulang. Dan sekarang ada program computer dalam bentuk CD namanya mushaf mu’allim, bacaannya dapat di ulang 9 kali dan anda terus ikuti bacaannya berulang ulang sampai hapal, ok…!
Akhwat tadi mereka tidak mempunyai computer, akhwat mulai membaca dan mengajarkan ibu-ibu tadi hanya sekali seminggu, khusus wanita, mereka menghapal surah-surah pendek. Akhwat tadi bertanya kepada ibu-ibu, “hapalannya di tambah ya…!!! ibu-ibu menyahut: Ya…!!! Tambahkan saja hapalannya!” hapalan mereka terus menerus bertambah, sehingga mereka hapal Jus ‘Amma seluruhnya, sehingga merasakan nikmatnya Iman dan lezatnya AlvQuran, mereka juga hapal Juz Tabarak. Mereka memulai Juz Tabarak, 5 ayat – 5 ayat atau 3 ayat – 3 ayat, dan hapal seluruhnya Juz Tabarak. Mereka juga hapal Juz Qad Sami’a. Lalu kami pun mengadakan perlombaan buat mereka dan mulailah para wanita ini menghapal Al-Quran. Anda tahukan??? Ibu ibu tadi tidak bisa baca dan tidak bisa tulis. Pemenang pertama kami beri hadiah. Berapa juz ia hapal??? Berapa Juz??? Berapa yang anda kira??? Dia hapal Al-Quran 28 Juz, ia berumur 62 tahun, Dia tidak bisa baca dan tidak bisa tulis. Ia menghapal dengan cara mendengar dari rekaman (kaset) dan dari guru perempuannya yang memudahkannya, dan hapal dengan baik.
Lalu setelahnya berumur 50 tahun, ada yang 18 Juz, 15 Juz, 14 Juz dan 28 Juz, ibu-ibu tua buta huruf yang tidak bisa baca dan tulis. Lalu anda ya Ustadz, bapak, Doktor, berapa Juz yang anda hapal??? Atau anda hanya menghapal surah pendek saja? Bukan merupakan aib anda wahai Doktor, untuk mulai menghapal satu Juz, kemudian dua Juz. Saya demi Allah, bersama anda tadi TAKJUB melihat/ mendengar kisah tadi, sungguh…Kenapa??? Saya hanya katakan kepada Anda, 15 menit, seperempat jam tiap hari, 10 menit tiap hari, anda menghapal 3 ayat, Amma yatasa alun(1) Aninnabail Adzim(2) Allazi hum fihi mukhtalipun(3), Anda siap hafalkan hari ini? Tidak sulit bukan???
Lanjut … Saya katakan: bukan hal yang sulit bagi anda, hanya 3 ayat dan selama 10 menit pun anda sudah hapal. Dengan demikian kita mulai sekarang Insya Allah. Kita mulai… kita mulai…saya akan berikan caranya, (ambillah kertas dan pena), saya akan berikan cara atau tekhnisnya Insya Allah. Oke mulailah (anda tulis) anda benar benar menghapal dengan mudah, tidak akan sulit sama sekali, tidak akan mengganggu pekerjaan, maupun tugas maupun perdagangan anda, cukup 15 menit perhari, pilih waktu kapan pun yang anda suka, yang penting hanya 15 menit perhari, lanjut???
Yang pertama : NIAT YANG IKHLAS KARENA ALLAH.
Mengikhlaskan niat anda pada Allah, yakni; untuk apa Anda menghapal Al-Quran? Menghapal Al-Quran hanya untuk Allah, agar dapat masuk surga, agar menjadi orang orang yang dicintai Allah, dan orang orang pilihan-Nya, agar Al-Quran dapat menaungi anda pada hari kiamat, supaya surah Al Baqarah dan Al-Imran dapat memberi anda syafaat pada hari kiamat, pokoknya ikhlas pada Allah, tujuan yang utama adalah mengikhlaskan niat pada Allah.
Yang kedua : MENGHAFAL DARI SATU CETAKAN MUSHAF.
Menghafal AlQuran dari satu cetakan, jangan anda hapalkan setiap surah dari cetakan yang saling berbeda, sehingga nantinya hafalan anda bergantung pada banyak cetakan. Anda harus hafalkan dari satu cetakan, ok! Saya katakan apa tadi??? Menghafal dari satu cetakan. Anda bisa dapatkan salah satu dari cetakan yang terkenal, seperti cetakan Malik Fahd ataupun cetakan Madinah Munawwarah, dan mulailah anda menghafal dari cetakan tersebut.
Yang ketiga : MENYETOR HAFALAN DI HADAPAN QORI YANG MAHIR.
Siapapun orang yang anda jumpai, atau imam masjid manapun, setorkan hapalan anda di hadapannya 3 ayat. Dan anda tidak merasa keberatan, Demi Allah!!! Anda tidak akan merasa berat, kawan anda di kantor pun bisa, katakan: tolong dengarkan bacaan saya, rekan kerja pun bisa, atau siapapun yang anda jumpai di mesjid, katakan: tolong dengarkan bacaan saya 3 ayat saja. Anda tidak akan merasa keberatan bukan??? Demi Allah anda akan merasakan nikmatnya AlQuran dan dengan AlQuran anda akan semakin dekat kepada Allah. Anda baca 3 ayat, dan saya tidak katakan pada anda bahwa harus di hadapan mereka yang sudah meraih gelar Doktor, dan menghafal di hadapannya, tidak!! Al Quran tidak ada kaitannya dengan gelar Doktoral, Magister, AlQuran hanya butuh kaidah dalam membaca. Anda cukup pelajari kaidah tajwid, tidak akan sulit, sama sekali tidak akan ada kesulitan, insya Allah cukup membaca di hadapan siapa saja yang anda percaya? 1 Juz misalnya, kemudian anda pulang dan membaca sendiri dengan computer, masih nomor satu yaitu: membaca atau menghafal di hadapan Qori yang mahir dan anda bisa dapatkan cd mushaf mu’allim yang dapat diulang ulang, kemudian anda masukkan ke computer, kemudian anda ikuti bacaannya, agar bacaan anda bagus, Ada CD dengan suara Hudzaifi, ada juga dengan suara alminsyawi, Abdul Basith, pilih sesuai yang anda inginkan, kemudian anda baca setelahnya dan ikutilah bacaan mereka, ikuti supaya anda bisa mengucapkan huruf-hurufnya dengan benar.
Yang ke empat : MENGHAFAL SETELAH FAJR ( SUBUH ).
Menghapal setelah terbitnya fajar, kenapa saya katakan menghafalnya setelah fajar? Karena waktu fajar adalah waktu yang baik dan penuh berkah. Dan Nabi Muhammad SAW, berdoa untuk mereka yang mengerjakan sesuatu di waktu fajar agar Allah melimpahkan berkah kepada mereka, beliau berdoa: “Ya Allah, limpahkanlah berkah untuk umatku pada waktu paginya”. Setelah fajar anda hapalkan 5 ayat, dan mulailah…
Yang kelima : MEMINIMKAN YANG DIHAFAL.
Meminimkan hafalan. Saya tidak katakan bahwa setiap harinya harus menghapal seperempat (hal/juz), tidak…Karena nanti syetan membisikkan: “ayo hapalkan seperempat (hal/jus) atau 2 ¼…” dan ketika anda sudah menyelesaikan 1 juz, anda lupa sepertiga dari hapalan anda…JANGAN…
Perbuatan yang sedikit tapi berkesinambungan lebih baik dari pada banyak namun pada akhirnya terputus.
Yang ke enam : MEMBACA HAFALAN DI SETIAP KALI SHALAT.
Meminimkan hapalan dan mengulanginya 5 kali dalam shalat. Tidak apa apa misalnya anda menghapal 3 ayat dalam sehari…
Kemudian anda ulangi hapalan anda ketika shalat dhuha, subuh, shalat sunnah subuh, dzuhur, sunnah dzuhur, ashar, maghrib, sunnah maghrib, isya dan shalat sunnah isya. Saya kira bukanlah hal yang sulit, hanya 3 ayat, ok…
Hari selanjutnya anda tambah hafalan lagi 3 ayat, setelah anda hafal, ulangi hafalan anda dalam shalat, Menghafal cukup dengan 7 menit, akan tetapi anda mengulang-ulangnya dalam shalat. Ketika berjalan ke mesjid pun anda dapat mengulangi hafalan anda, pulang pergi ke mesjid mungkin anda dapat mengulangi 5 kali ataupun 15 kali, saya kira hafalan anda akan kuat dan sempurna. Hari jumat, pada hari jumat anda mengulangi hafalan anda yang telah anda hafal selama satu ahad. Coba perhatikan, hari sabtu anda telah hafal 3 ayat…eh sekarang kita hari rabu, insya Allah mulai kamis, pagi besok, Anda hafalkan hari kamis 3 ayat, ok! Dan baca hafalan anda pada shalat 5 waktu, hari jumatnya anda hafalkan lagi 3 ayat selanjutnya, hari kamis 3 ayat, hari jumat 3 ayat. Kemudian setorkan hafalan anda sebanyak 6 ayat. Hari sabtunya, setoran hafalan menjadi 9 ayat. Hari ahad menjadi 12 ayat dan seterusnya. Setiap hari anda menghafal 3 ayat dan mengulangi hafalan anda yang lain. Dan usahakan anda banyak membaca hafalan anda itu di dalam shalat. Setelah isya anda shalat sunnah isya 2 rakaat dengan membaca seluruh yang anda telah hafal.
Silahkan coba cara ini selama satu minggu, semoga hasilnya lebih baik insya Allah, amin.
Yang ke tujuh : MURAJA’AH ATAU MENGULANG.
Murajaah atau Mengulangi hafalan yang telah lalu dan mengulangi hafalan tersebut pada shalat sunnah 2 rakaat setelah isya.
Yang ke delapan : LUANGKAN WAKTU SEPEKAN UNTUK MENGULANG SETELAH HAFAL 1 JUZ.
Apabila Allah memuliakan anda dengan menghafal al-Quran 1 juz dengan sempurna, maka anda berhenti menambah hafalan anda selama sepekan penuh, anda hafal juz Amma contohnya, anda jangan menambah hafalan baru, tapi dalam sepekan setiap hari anda mengulangi juz amma 2 kali, terus setiap hari 2 kali, supaya hafalan anda sempurna, terus dengan perlahan. Syetan membisiki di telinga anda : “Wah anda telah hafal juz ‘Amma, ayo cepat segera anda hafalkan juz Tabarak, juz Qad Samiallah, ayo cepat…” TIDAK…TIDAK…anda harus hafal perlahan lahan, ya sedikit demi sedikit, kalau tidak bisa, jadi selama 10 tahun anda tidak akan menghafal apapun, oke! Selama sepekan penuh anda mengulangi 1 juz yang telah anda hafal.
Yang ke sembilan : JIKA SUDAH HAFAL 1 JUZ, MENGULANG ¼ HAFALAN YANG LALU DITAMBAH 3 AYAT YANG BARU.
Apabila Allah memuliakan anda dengan menghafal 1 juz, maka setiap hari anda menghafal 3 ayat dan mengulangi ¼ hafalan anda yang lalu, setiap hari tambah 3 ayat dan mengulangi ¼ dari hafalan yang lalu.
Coba perhatikan, apabila Allah memuliakan anda dengan menghafal 2 juz, maka yang harus anda ulangi adalah 2 perempat dari hafalan anda, ditambah 3 ayat hafan baru, begitulah seterusnya dan anda baca apa yang anda telah hafal dalam 2 rakaat shalat sunnah setelah isya.
Yang ke sepuluh : MEMINIMALISIR MAKAN, BERBICARA DAN TIDUR.
Coba perhatikan!!! Ini penting sekali, anda masih bersama saya, simaklah!!! Setelah anda menghafal Al-Quran maka anda harus meminimalisir 3 hal :
1). Meminimalisir makan,
2). Ucapan,
3). Dan juga tidur,
Pembicaraan dikurangi, waktu tidur dijadwal, begitu juga waktu makan, kalau tidak, akan bermasalah.
Yang ke sebelas : BERDO’A.
Berdo’a semoga Allah memudahkan anda menghafal Al-Qur’an. Berdo’a, Allah SWT akan memberkahi anda yang menghafal Al-Qur’an, karena anda tidak akan bisa menghafal al Quran kecuali dengan Taufiq Allah ( pertolongan / anugrah Allah ).
Setiap pembicaraan ini adalah ringkasan dari kitab dengan judul “Atsimaarul Yaani’ah filkhuthobil jaami’ah”, dan kitab ini dikarang oleh Ibnu Rajab Al Hambali.
Wallahul hadi ilas Siratil Mustaqim.
(fauziya/muslimahzone.com)
Share:

Ketaatan Seorang Pemuda

Sejarah mencatat tidak pernah kaum mukminin di masa kepemimpinan Islam mengangkat seorang pemimpin bagi mereka dari kalangan selain Muslim. Ini karena Allah ta’ala telah memerintahkan yang demikian dan mereka mentaatinya. Walaupun seorang pemimpin bukanlah manusia sempurna yang bebas dari kesalahan, namun tetaplah akidah Islam menjadi fondasi utama dalam kepemimpinannya.
Ketaatan kepada Allah adalah unsur utama yang harusnya dimiliki manusia dalam kehidupan ini. Tanpanya manusia akan berjalan tanpa arah mengikuti hawa nafsunya. Simaklah kisah berikut yang bisa menjadi analogi sederhana terkait arti dari sebuah ketaatan.
Suatu hari seorang raja mengumpulkan seluruh rakyatnya. Kemudian ia sodorkan kepada mereka sebuah gelas yang terbuat dari berlian sembari berkata, “Bahkan jika kalian semua mengumpulkan harta untuk membeli gelas berlian ini, kalian tidak akan pernah bisa membelinya. Ini adalah benda termahal seantero negeri.”
Semua menatap kagum. Betapa mahal dan indah gelas yang ada di hadapan mereka.
Sang raja melanjutkan, “Wahai rakyatku, siapa diantara kalian yang bersedia untuk memecahkan gelas ini?”
Terkaget-kaget mereka mendengarnya. “Duhai Baginda Raja, bagaimana mungkin kami tega memecahkan benda termahal seantero negeri?” Kata salah seorang dari menteri kerajaan. Yang lain mengangguk setuju.
“Benar, wahai raja, bukankah itu pusaka negeri ini? Kami sekali-kali tak akan tega merusaknya.” Sahut yang lainnya.
Suasana berubah gaduh, masing-masing berbisik kepada teman di sampingnya.
Tak berselang lama, seorang pemuda muncul dari kerumunan. Ia berjalan tenang, memberi hormat kepada raja, lantas tanpa berbicara apa-apa, ia langsung ayunkan kapak di genggamannya. Maka seketika gelas berlian itu pecah berkeping-keping.
Seketika itu pula orang-orang berteriak memaki-maki, mereka benar-benar marah. Hampir-hampir mereka akan mengeroyokinya jika saja raja tak segera menenangkan mereka.
“Wahai rakyatku, mari dengar dulu alasan kenapa pemuda ini berani memecahkan gelas berlian itu?” Ujar sang raja.
“Wahai rajaku,” Kata si pemuda. “Gelas berlian ini memang sangat mahal dan sangat penting, tapi perintahmu untuk memecahkannya jauh lebih mahal dan lebih penting dari apapun.”
Sang Raja tersenyum. Betapa bijaknya pemikiran si pemuda.
***
Ketahuilah, bagaimanapun baiknya seseorang di mata manusia. Apapun asumsi manusia tentangnya. Jika Allah tidak meridhoinya, adakah yang bisa kita lakukan untuk menentangnya? Allah bukan sekedar raja sebuah negeri seperti kisah di atas. Dia adalah Penggenggam nyawa manusia. Di tangan-Nya lah takdir manusia bahkan takdir suatu negeri. Kesombongan manusia akan titah Allah hanyalah akan menjerumuskan manusia pada kehancurannya sendiri.
Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡكَٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ عَلَيۡكُمۡ سُلۡطَٰنٗا مُّبِينًا ١٤٤
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?” (QS. An-Nisa’ : 144)
Mari kembali kepada aturan Allah yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Tidak ada sumber hukum terbaik selainnya. Mulailah kita berusaha untuk menjadi sebaik-baik seorang mukmin. Wallahu’alam.
(fauziya/muslimahzone.com)
Share:

Perilaku Selfie Menjamur, Pengaruh BDD Ikut Bertutur

Remaja! Fase ini cenderung digunakan untuk mengukuhkan eksistensi diri. Mereka yang tidak memiliki keberanian untuk unjuk gigi di dunia nyata, memilih untuk memanfaatkan lahan dunia maya, terutama media sosial. Pasalnya, di dunia tersebut, mereka tidak perlu berhadapan langsung dalam berinteraksi dengan orang lain, tidak perlu saling menatap mata ketika melontarkan kiriman, dan tidak perlu berdandan rapi ketika akan mengunggah sesuatu.
Berbagai fasilitas ‘mewah’ yang ditawarkan, menempatkan media sosial sebagai pilihan paling nyaman bagi remaja untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan. Tiap menit, rata-rata status di akun media sosial remaja berganti. Seolah-olah mereka ingin memberitahu pada dunia bahwa pekerjaan mereka tiada lain adalah ‘nongkrong’ di sana. Ekspresi itu dapat tercurah lewat kata-kata (update status), video, audio, maupun foto. Uniknya, tren foto selfie malah menjangkiti hampir seluruh pengguna media sosial.
Hal tersebut disebabkan karena kebanyakan pengguna media sosial adalah remaja. Sebuah penelitian dari Frontier Consulting Grup yang dilaporkan dalam Marketing.co.id (2012) menyebutkan bahwa 97,5% pengguna media sosial adalah mereka yang berusia 13 hingga 18 tahun, atau mereka yang duduk di bangku SMP dan SMA. Rentang usia remaja tersebut memang menjadi momen paling laris untuk menarsiskan diri. Ditambah lagi, perkembangan teknologi dengan fasilitas kamera handphone yang kian canggih, membuat kebiasaan ini makin menjamur. Akibatnya, lini masa media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, kini dipenuhi foto-foto dengan pose selfie.
Ironisnya, foto dengan pose selfie ini terkadang ‘merusak’ kesehatan mata. Sebut saja gaya ‘duck face’, pose selfie yang identik dengan bibir yang dimonyong-monyongkan secara sengaja, yang sedang menjangkiti remaja pemuja selfie. Mereka juga dengan sengaja memanyun-manyunkan wajah, mengedip-ngedipkan mata, atau membentuk tanda ‘V’ pada jari mereka. Hal tersebut dilakukan guna terlihat manis di depan kamera. Rasa takjub akan hasil foto menambah daftar ‘hitam’ perilaku narsisme ini. Kemudian, foto selfie tersebut diunggah ke media sosial dalam rangka meraup like dan sharesebanyak mungkin. Usaha untuk memperoleh pose terbaik melalui kebiasaan selfie ternyata memiliki korelasi yang erat.
Para ahli mengklaim bahwa seseorang atau beberapa orang yang dengan obsesif mengambil foto diri mereka sendiri, maka kemungkinan mereka sedang mengalami Body Dysmorphic Disorder (BDD). Pengaruh BDD ini menyebabkan seseorang memiliki kesenangan tersendiri, pada satu hal atau lebih, terkait dengan kekurangan dalam penampilan mereka, dan mereka cenderung membesar-besarkannya secara berlebihan (Satuharapan.com, 17/04/2014).
Dilansir dari Daily Mail, tercatat sebanyak 2/3 pasien memiliki kelainan citra tubuh secara obsesif dengan cara selfie. “Mengambil foto diri sendiri merupakan sebuah gejala dari BDD yang berakibat memberikan penilaian terhadap penampilan seseorang,” kata Dr. David Veale, seorang konsultan psikiater dalam terapi perilaku kognitif, di London Selatan dan Maudsley NHS Trust dan The Hospital Priory.
Veale juga menyatakan bahwa dua dari tiga pasien BDD memiliki keharusan untuk berulang kali mengambil gambar dan memasukkan foto tersebut di media sosial. Penggemar selfie dengan pengidap BDD dapat menghabiskan waktu berjam-jam dalam mencoba mengambil gambar yang tidak menunjukkan cacat atau kekurangan pada penampilan mereka, yang mereka sadari dan yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Hal ini benar-benar mencengangkan. Bagaimana tidak? Kebiasaan berfoto dengan konsep menarsiskan diri alias selfie ternyata dapat berujung pada kelainan medis. Bagaimana dengan Anda?
Ahli lain mengatakan bahwa keasyikan dengan selfie bisa menjadi tolak ukur masalah mental lainnya pada orang muda (remaja), khususnya pria. Dr. Pamela Rutledge, Direktur Pusat Penelitian Psikologi Media, di Boston, Massachusetts, dalam sebuah artikel untuk Psychology Today, mengatakan bahwa perilaku selfie sering memicu persepsi memanjakan diri atau mencari perhatian yang dapat menimbulkan perasaan keren jika melakukannya dan terkutuk jika tidak melakukannya. Hal itu merupakan narsisme jenis lain atau memiliki harga diri yang sangat rendah.
Dalam Islam, kita tidak dianjurkan untuk berbuat demikian. Namun bukan pula melarang untuk berfoto secara keseluruhan karena pada dasarnya foto merupakan pemidahan objek. Islam adalah agama yang mengedepankan rasa malu. Sebagai manusia, kita diperintahkan untuk menjaga iffah (kemuliaan diri). Ust. Felix Siauw dalam akun Facebooknya menyebutkan bahwa selfie itu kebanyakan berujung pada takabbur, riya’, dan sedikit ujub.
Bila berselfie, lantas membanding-bandingkan foto kita dengan foto orang lain, merasa foto kita lebih baik atau lebih keren daripada foto orang lain, maka hal ini memungkinkan seseorang untuk takabbur. Bila berselfie, kemudian mengunggah ke media sosial dengan harapan mendapat like, comment, share, ataupun sekedar view dengan kuantitas yang besar, bahkan merasa senang berlebihan atas sederet pilihan ‘apresiasi’ bak selebriti, maka hal ini khawatirnya bermuara pada riya’. Terakhir, bila ber-selfie lalu takjub dengan hasil foto itu, bahkan berulang kali menghapus foto kurang bagus guna mendapatkan pose terbaik, mengagumi hasilnya dan mengagumi diri sendiri setelahnya, maka bisa jadi hal tersebut jatuhnya pada ujub. Waspadalah!
Padahal, sebagai pemegang tongkat estafet pelanjut peradaban bangsa, seyogyanya remaja tidak lebih disibukan dengan aktivitas selfie di media sosial yang bisa saja membuatnya mengalami BDD. Pemanfaatan media sosial dengan postingan karya konstruktif merupakan kondisi yang amat dinantikan dari generasi muda. Semoga remaja kita segera tersadar dari biusan perilaku selfie dan pengaruh BDD. Wallahu ‘alam bisshawab.
Oleh: Hasni Tagili, S. Pd., M. Pd
(sholihah/muslimahzone.com)
Share:

Jumat, 07 Oktober 2016

Hukum dan Fadhilah Ibadah Umroh

A. Hukum Umrah
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum ibadah umrah adalah wajib bagi yang telah mampu, walaupun tingkat kewajiban dan kedudukannya tidak setingkat dengan ibadah haji[1]. Di antara ulama tersebut adalah Al-Imam Al-Bukhari dalam kitab shahihnya, dengan tegas beliau mengatakan   بَابُ وُجُوبِ الْعُمْرَةِ وَفَضْلِهَا (Bab Kewajiban Ibadah Umrah dan Keutamaannya). Ini juga pendapat sahabat Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Atha’, Thawus, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin[2], Al-Imam Asy-Syafi’i, Al-Imam Ahmad dalam riwayat yang masyhur dari keduanya[3], Ibnu Taimiyah[4], juga pendapat Asy-Syaikh Asy-Syinqithy[5] dan Asy-Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin, mereka berdalil dengan:
 Hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
هَلْ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ ؟ قَالَ : نَعَمْ، عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ، الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ.
“Apakah ada kewajiban berjihad atas kaum wanita? Beliau menjawab: ‘Benar, wajib atas kaum wanita jihad tanpa ada perang padanya, yaitu haji dan umrah.”[6]
 Atsar Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau berkata,
لَيْسَ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ أَحَدٌ إِلاَّ عَلَيْهِ حَجَّةٌ وَعُمْرَةٌ وَاجِبَتَانِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَى ذَلِكَ سَبِيلاً فَمَنْ زَادَ بَعْدَهَا شَيْئًا فَهُوَ خَيْرٌ وَتَطَوُّعٌ.
“Tak seorangpun dari hamba Allah kecuali wajib atasnya haji dan umrah kedua amalan ini hukumnya wajib bagi yang mampu melakukannya barang siapa yang menambah setelah itu maka itu baik dan tambahan amal .”[7]
 Atsar Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata tentang hukum ibadah umrah,
الْعُمْرَةُ وَاجِبَةٌ كَوُجُوبِ الْحَجِّ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً.
“Ibadah Umrah wajib seperti kewajiban ibadah Haji bagi yang mampu.”[8]
Dalam riwayat lain,
الحَجُّ وَالْعُمْرَةُ فَرِيضَتَانِ عَلَى النَّاسِ كُلِّهِم.
“Haji dan Umrah merupakan kewajiban atas manusia seluruhnya.”[9]
Beliau juga berkata,
إِنَّهَا لقَرِينَتُهَا فِي كِتَابِ اللهِ ( وَأَتِمُّوا الحَجَّ وَالعُمْرَةَ للهِ ).
“Sesungguhnya ia (ibadah umrah) adalah kawan setia ibadah haji dalam Al-Qur’an, (yaitu firman Allah yang artinya): “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah (Al-Baqarah: 196).”[10]
 Atsar Zaid bin Tsabit, beliau berkata,
الحَجُّ والعُمْرَةُ فَرِيْضَتَانِ لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهُمَا بَدَأْتَ.
“Haji dan Umrah adalah dua amalan fardhu tidak mengapa dengan yang mana kamu mulai.”[11]
 Hadits Abu Razin Al-Uqaili, dia bertanya kepada Rasulullah,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبِي شَيْخٌ كَبِيرٌ لَا يَسْتَطِيعُ الْحَجَّ وَلَا الْعُمْرَةَ وَلَا الظَّعْنَ.
“Wahai Rasulullah sesungguhnya ayahku seorang yang tua renta tidak mampu untuk berhaji dan umrah.”
قَالَ حُجَّ عَنْ أَبِيكَ وَاعْتَمِرْ.
Maka Rasulullah bersabda, “berhajilah kamu untuk ayahmu dan berumralah”[12]
 Ada dua hal penting yang wajib diketahui oleh setiap muslim setelah ia memahami bahwa hukum umrah adalah wajib bagi yang mampu. Dua hal penting itu adalah:
  1. Kewajiban menunaikan ibadah umrah bagi yang telah memiliki kemampuan adalah bersifat faur, yaitu wajib bersegera menunaikannya dan tidak boleh ditunda.
  2. Terkhusus kaum wanita yang telah memiliki kemampuan, baik secara harta maupun fisik, diwajibkan untuk menunaikan ibadah umrah tersebut bersama mahramnya, dan dilarang keras baginya untuk pergi tanpa mahram. Hal ini sebagaimana hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ، وَلاَ يَدْخُلُ عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ. فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أُرِيدُ أَنْ أَخْرُجَ فِى جَيْشِ كَذَا وَكَذَا، وَامْرَأَتِى تُرِيدُ الْحَجَّ. فَقَالَ: اخْرُجْ مَعَهَا.
“Tidak boleh seorang wanita melakukan safar (bepergian) kecuali bersama dengan mahramnya, dan tidak boleh seorang pria pun menemui dia kecuali ada mahram yang bersamanya. Seorang pria bertanya: ‘Wahai Rasululah, sesungguhnya aku ini ingin ikut bertempur bersama sebuah pasukan tempur, sementara istriku ingin menunaikan haji’. Maka Rasulullah memerintahkan: Pergilah engkau menemani istrimu (untuk menunaikan haji).”[13] 
Dari hadits di atas kita juga mengetahui beberapa kemungkaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin ketika haji atau umrah, yaitu:
Seorang wanita safar untuk menunaikan haji dan umrah tanpa ditemani oleh mahramnya. Karena pentingnya permasalahan ini hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang suami wanita tersebut ikut serta dalam medan jihad yang sangat mulia demi menemani istrinya sebagai mahram baginya dalam safar menunaikan ibadah haji.
  1. Adanya acara pengangkatan mahram sementara. Praktek ini sering difasilitasi oleh oknum-oknum travel atau biro perjalanan haji dan umrah. Di samping hal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Al-Khulafaur Rasyidin serta para sahabat bahkan para ulama yang berilmu dan bertaqwa sejak dahulu, juga sangat mengkhawatirkan untuk terjatuh pada kemaksiatan. Juga, perbuatan ini mengandung kedustaan dan pengkhianatan. Dikatakan dusta, karena pria yang dikatakan sebagai mahram itu ternyata bukan mahram yang sebenarnya. Dikatakan khianat, karena pemerintah Arab Saudi mempersyaratkan adanya mahram bagi jama’ah haji atau umrah wanita, ternyata surat mahram yang dibuat adalah palsu. Yang sangat disayangkan, tidak sedikit tokoh agama atau para da’i yang mengetahui kemungkaran di atas, tetapi tidak berupaya mengingkarinya. Laa haula wa laa quwwata illa billah
  2. Terjadinya khalwah, yaitu berduaannya seorang pria dengan wanita yang bukan mahramnya di sebuah tempat atau ruangan tanpa ada mahram bagi wanita tersebut, dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Umar Bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ.
Tidaklah seorang pria berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) kecuali yang ketiganya adalah syaithan.”[14]
  1. Di antara kemungkaran yang terjadi di saat prosesi ibadah umrah atau di saat perjalanan adalah berjabatan tangan antara pria dan wanita yang bukan mahramnya, hal ini adalah perbuatan yang dilarang, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
  لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرأَةً لاَ تَحِلِّ لَهُ.
“Sungguh kepala salah seorang di antara kalian ditusuk dengan jarum besi lebih baik baginya daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya (bukan mahram).”[15]

Semoga Allah selalu membimbing kita semua kepada jalan yang lurus dan diridhai-Nya.

B. Fadhilah Umrah
1.   Antara satu umrah dengan umrah berikutnya sebagai penebus dosa yang terjadi di antara keduanya 
Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ.
“(Antara ibadah) umrah hingga umrah yang berikutnya sebagai penebus dosa yang terjadi di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali al-jannah.”[16]
2.   Umrah di bulan Ramadhan senilai dengan haji bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
 Berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً – أَوْ حَجَّةً مَعِي.
     “Umrah di bulan Ramadhan senilai dengan satu haji atau satu haji bersamaku.”[17]
Hadits ini menunjukkan bahwa pahala sebuah amalan bisa bertambah dengan sebab kemuliaan waktu pelaksanaan, dalam hal ini adalah bulan Ramadhan. 
3.   Ibadah umrah ternilai sebagai ibadah jihad bagi kaum pria yang sudah tua atau lemah dan bagi kaum wanita
 Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
جِهَادُ الْكَبِيْرِ وَالضَّعِيْفِ وَالْمَرْأَةِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ.
     “Jihad bagi orang yang telah tua atau lemah dan kaum wanita adalah haji dan umrah.”[18] 
4.   Ibadah umrah yang dilakukan beriringan setelah haji dapat menghapuskan dosa dan menghilangkan kemiskinan 
Berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيْرُ خُبْثَ الْحَدِيْدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ.
     “Jadikanlah antara ibadah haji dan umrah secara beriringan, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana alat pembara api membersihkan kotoran logam besi, emas, dan perak.”[19]
5.   Para jama’ah umrah adalah tamu kebesaran Allah yang akan dikabulkan permintaannya 
Hal ini berdasarkan hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ.
     “Para jama’ah haji dan umrah adalah tamu kebesaran Allah. Allah panggil mereka dan merekapun memenuhi panggilan Allah. Mereka memohon kepada Allah, dan Allah pun mengabulkan (permintaan) mereka.”[20]
Diriwayatkan pula dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْغَازِيْ فِيْ سَبِيَلِ اللهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ.
     “Seorang yang bertempur di jalan agama Allah, seorang yang berhaji, dan seorang yang berumrah adalah tamu kebesaran Allah. Allah memanggil mereka dan merekapun memenuhi panggilan-Nya, Mereka berdoa kepada Allah, dan Allah pun mengabulkan (permintaan) mereka.”[21]


[1] Lihat rincian tentang permasalahan ini dalam Asy-Syarhul Mumti’ (VII/9-10).
[2] Mushannaf Ibn Abi Syaibah.
[3] Majmu’Al-Fatawa VI/165.
[4] Syarhul ’Umdah II/141.
[5] Adhwa’ul Bayan dalam tafsir surat Al-Hajj.
[6] HR. Ahmad, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani (Al-Irwa’, hadits no. 981)
[7] HR. Ibnu Abi Syaibah, Ad-Daraquthni, Al-Hakim, Al-Baihaqi.
[8] HR. Ad-Daraquthni, Al-Hakim, Al-Baihaqi.
[9] HR. Ibnu Abi Syaibah, Ad-Daraquthni, Al-Hakim, Al-Baihaqi.
[10] HR. Al-Bukhari secara mu’allaq.
[11] HR. Al-Hakim, mauquf perkataan Zaid bin Tsabit dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani (Lihat Adh-Dha’ifah, no. 3520)
[12] HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani.
[13] Muttafaqun ‘Alaihi.
[14] HR. At-Tirmidzi.
[15] HR. Ath-Thabarani, Al-Baihaqi, Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: Hasan Shahih (Shahih At-Targhib wat-Tarhib, no. 1910)
[16] Muttafaqun ‘Alaihi.
[17] Muttafaqun ‘Alaihi.
[18] HR. An-Nasa’i dengan sanad yang hasan. Asy-Syaikh Al-Albani berkata dalam Shaih At-Targhib wat Tarhib no. 1100: “Hasan lighairihi.”
[19] HR. At-Tirmidzi, dan ia mengatakan: Hadits hasan shahih. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya. (Lihat Shahih At-Targhib wat-Tarhib, no. 1105)
[20] HR. Al-Bazzar. (Lihat Shahih At-Targhib wat Tarhib, no. 1107. Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: “hasan lighairihi.”

[21] HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shaihnya. (Lihat Shahih At-Targhib wat-Tarhib, no. 1108. Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: “hasan.”http://bcp.crwdcntrl.net/map/c=3825/tp=DTSC/tpid=1FE7044594B0F557C106C26602295B8C
Share:

LAYANAN PELANGGAN